Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Ingin Belajar Materi PKN STAN, SBMPTN, CPNS, Grammar, dan Ekonomi Mikro secara gratis? Lihat disini dan Mohon Dukung Kami dalam mengembangkan Blog ini disini agar Blog ini dapat berkembang dan bisa membantu kalian dalam belajar

Sejarah Lengkap Kerajaan Sriwijaya

Edukasistan.com - Kerajaan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan maritim yang pernah berdiri di wilayah Sumatera, Indonesia pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Kerajaan ini diperkirakan telah berdiri sejak abad ke-7, tetapi mulai menunjukkan kekuatan dan pengaruhnya pada abad ke-8 hingga ke-9.

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang memiliki wilayah kekuasaan yang luas dan memiliki hubungan perdagangan dengan negara-negara di Asia Tenggara, Tiongkok, India, dan Arab. Selain itu, Sriwijaya juga menjadi pusat agama Buddha dan menjadi tempat belajar bagi para pelajar dan biksu dari seluruh dunia.

Kerajaan ini akhirnya runtuh pada awal abad ke-13 akibat invasi dari kekuatan-kekuatan luar, di antaranya adalah Majapahit, Singasari, dan Jawa. Meski runtuh, pengaruh Sriwijaya dalam perdagangan, kebudayaan, dan agama masih terlihat hingga saat ini di wilayah Asia Tenggara.

Latar Belakang Kerajaan Sriwijaya

Sejarah Lengkap Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Lengkap Kerajaan Sriwijaya

Dulu ada seorang pria dari Perancis bernama George Coedes yang ngecek bagaimana Kerajaan Sriwijaya berdiri pada tahun 1920. Dia ngasih tahu penemuannya lewat koran berbahasa Indonesia dan Belanda.

Kerajaan Sriwijaya diperkirakan udah berdiri sejak abad ke-7 Masehi, berdasarkan cerita dari biksu I Tsing yang tinggal selama 6 bulan di sana dan temuan prasasti dari abad ke-7.

Saat itu, Raja Dapunta Hyang Sri Janayasa atau Sri Jayanasa memimpin Sriwijaya sebagai raja pertama. Meskipun demikian, cerita tentang pendirian Kerajaan Sriwijaya agak susah dipelajari karena sumbernya nggak terlalu jelas.

Dapunta Hyang disebut sebagai raja di Kerajaan Sriwijaya dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 682 Masehi. Sementara itu, Prasasti Talang Tuo tahun 684 Masehi nyebutin nama panjangnya jadi Dapunta Hyang Sri Janayasa. Kedua prasasti ini dianggap sebagai penjelasan tertua tentang siapa Dapunta Hyang Sri Janayasa sebagai pemimpin atau raja di Kerajaan Sriwijaya.

Prasasti Kedukan Bukit juga nyeritain tentang perjalanan Dapunta Hyang yang membawa 20 ribu tentara dari Minanga Tamwan menuju Palembang, Bengkulu, dan Jambi. Lewat perjalanan ini, dia berhasil menguasai wilayah yang penting buat perdagangan dan bikin Kerajaan Sriwijaya jadi makmur.

Prasasti Kota yang ditemuin di Pulau Bangka pada tahun 686 Masehi ngandung cerita tentang keberhasilan Kerajaan Sriwijaya dalam menaklukkan wilayah Sumatera bagian selatan, Bangka, Belitung, dan bahkan Lampung. Sri Jayanasa juga coba melancarkan ekspedisi militer untuk menyerang wilayah Jawa yang nggak mau patuh pada maharaja Sriwijaya.

Kejadian ini terjadi saat yang hampir bersamaan dengan runtuhnya Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat dan Kerajaan Kalingga atau Holing di Jawa Tengah. Serangan ini kemungkinan terjadi karena adanya serangan atau perlawanan yang dilancarkan oleh Kerajaan Sriwijaya. Temuan ini jadi bukti awal kejayaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang kuat dan makmur di Asia Tenggara.

Tokoh Berpengaruh Kerajaan Sriwijaya

Walaupun di Sumatra, Kerajaan Sriwijaya punya deketan sama Jawa loh, karena para rajanya punya hubungan yang kuat. Nah, si Raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa ini yang nge-found kerajaannya. Awalnya, dia berjalan-jalan suci pake kapal bersama pasukan sekitar 20 ribu orang.

Pas masa jadi rajanya, wilayah kekuasaannya luas banget, dari Sumatra sampe Semenanjung Malaysia. Dulu pusat kerajaannya sempet pindah ke Mataram, Jawa Tengah, pas Raja Dharanindra jadi rajanya. Terus muncul Raja Samaratungga, yang belum jelas apakah anak atau cucu Dharanindra. Raja Samaratungga ga suka berperang dan lebih fokus ke pemerintahan kerajaan. Dia juga ngebikin Candi Borobudur.

Pas Raja Balaputradewa jadi rajanya, Kerajaan Sriwijaya jadi semakin hebat. Raja ini ubah fokus kerajaan dari hubungan sama Jawa ke perdagangan di Melayu. Kita tau kan kalo kerajaan ini udah jadi pusat perdagangan internasional. Rakyatnya udah pada bisa komunikasi pake bahasa Melayu Kuno buat perdagangan.

Letak Kerajaan Sriwijaya

Nah, soalnya tentang Kerajaan Sriwijaya nih. Jadi, sampai sekarang masih ada perdebatan soal di mana pusat Kerajaan Sriwijaya berada. Tapi, pada tahun 1918, ada orang bernama G. Coedes yang bilang kalau pusat Kerajaan Sriwijaya itu ada di Palembang.

Palembang sekarang masih dianggap sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Tapi, ada beberapa ahli yang bilang kalau Sriwijaya suka pindah-pindah pusat kekuasaan. Ada yang bilang kalau pusatnya dulu ada di Kedah, terus pindah ke Muara Takus, dan bahkan ada juga yang bilang kalau pusatnya ada di kota Jambi.

Tapi, tahun 2013, Universitas Indonesia menemukan beberapa situs candi dengan corak Buddha di wilayah Muaro Jambi. Candi-candi yang runtuh itu diperkirakan dulu jadi tempat tinggal para cendekiawan Buddha. Dulu, Kerajaan Sriwijaya sering jadi tempat numpang para biksu Buddha dan para cendekiawan.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Masih banyak warisan Kerajaan Sriwijaya yang belum banyak diketahui orang. Karena wilayah kerajaannya yang luas, peninggalannya tersebar di banyak tempat. Nah, ini dia beberapa peninggalan penting dari Kerajaan Sriwijaya mulai dari prasasti sampai candi:

  • Prasasti Telaga Batu
  • Prasasti Kedukan Bukit
  • Prasasti Ligor
  • Prasasti Nalanda
  • Candi Muara Takus
  • Prasasti Kota Kapur
  • Prasasti Karang Berahi
  • Prasasti Palas Pasemah.

Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Pada jaman Balaputradewa memerintah, Kerajaan Sriwijaya lagi jadi paling top. Mereka berhasil nguasin jalur perdagangan penting dan nguasai beberapa kerajaan lainnya.

Pengaruh Sriwijaya bahkan sampe ke wilayah Thailand dan Kamboja. Kita bisa liat pengaruhnya di Pagoda Borom That di Chaiya, Thailand yang arsitekturnya gaya Sriwijaya.

Karena letaknya di jalur perdagangan penting, Sriwijaya bisa jualan hasil alam seperti kapur barus, cengkih, kayu gaharu, kayu cendana, kapulaga, dan pala. Raja Balaputradewa dianggap sebagai raja paling hebat di Sriwijaya di abad ke-8 dan ke-9.

Tapi setelah zaman Sri Marawijaya, Sriwijaya mulai terpuruk. Raja-raja berikutnya sibuk perang sama Pulau Jawa di tahun 922 Masehi dan 1016 Masehi.

Terus, mereka juga hadepin perlawanan dari Kerajaan Cola di tahun 1017 sampai 1025 Masehi, yang berujung sama penawan raja Sri Sanggramawijaya. Jaman Balaputradewa sampai Sri Marawijaya, Sriwijaya berhasil kuasin Selat Malaka yang jadi jalur perdagangan utama antara Cina dan India.

Selain itu, Sriwijaya juga bisa nguasin wilayah Jawa Barat, Bangka, Kalimantan Barat, Singapura, Malaysia, dan Thailand Selatan. Buat jaga keamanan wilayahnya, Sriwijaya bangun banyak kapal laut kuat buat nangkal bajak laut. Secara umum, Sriwijaya jadi negara maritim yang paling tangguh.

Teacher Live
Teacher Live Tempat Belajar Gratis dan Berbagi Informasi Seputar Pendidikan, Berdiri Sejak Tahun 2020